Langkah Kecil Berdampak: Ekspedisi dalam Membangun Kesadaran Ekologi Mendalam
Sebagai organisasi yang berakar pada kecintaan terhadap fauna Indonesia dan nilai-nilai ekologis yang terkandung padanya, Uni Konservasi Fauna (UKF) yang merupakan organisasi riset di IPB University, yang menempatkan riset lapangan dan pendidikan konservasi sebagai fondasi penting dalam upaya pelestarian alam.
Komitmen ini mereka wujudkan melalui Ekspedisi Global (EG) 2025, sebuah kegiatan ilmiah tahunan yang menempatkan mahasiswa sebagai agen penggerak riset dan konservasi alam. Tahun ini, EG 2025 mengusung tema Survei Keanekaragaman Satwa Liar, Habitat Mangrove, dan Persepsi Masyarakat Taman Jaya Terhadap Potensi Ekowisata Pulau Panaitan, sebuah tema strategis yang bersinggungan langsung dengan kondisi ekologis salah satu kawasan konservasi penting di Indonesia, yaitu Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).
Pulau Panaitan merupakan bagian integral dari TNUK, rumah bagi sisa hutan hujan dataran rendah alami terbesar di Pulau Jawa, serta zona penyangga terakhir bagi spesies endemik dan sangat terancam di TNUK—badak jawa. Keutuhan ekosistemnya juga menopang kehidupan satwa liar lain seperti primata, reptil, dan burung pesisir, serta berperan penting dalam menjaga stabilitas ekosistem pesisir melalui keberadaan hutan mangrove yang menjadi pelindung alami dari perubahan iklim yang semakin nyata. Namun, perubahan pemanfaatan ruang, kebutuhan wisata alam, dan dinamika sosial masyarakat menjadi faktor yang perlu dipahami melalui pendekatan ilmiah yang berdasar.

Dalam konteks inilah, ekspedisi mahasiswa menjadi sangat relevan. Melalui survei biodiversitas, habitat mangrove, dan pendalaman persepsi masyarakat mengenai potensi ekowisata, kegiatan ini menyediakan data primer yang dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis sains dalam pengelolaan TNUK. Dengan melibatkan masyarakat sekitar, ekspedisi ini juga memperkuat jembatan antara konservasi dan kesejahteraan lokal—dua aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam pengelolaan kawasan konservasi kekinian.

Botanika yang dengan tegas memiliki komitmen untuk terus berada di garis terdepan dalam upaya pelestarian alam, mendukung secara penuh kegiatan ini. Dukungan Botanika terhadap kegiatan ini sejalan dengan kepercayaan organisasi kami, yaitu menumbuhkembangkan jejaring sosial masyarakat konservasi Indonesia dalam melakukan penelitian, pendidikan, praktik lapangan, pengembangan masyarakat, pengembangan teknologi dan usaha, serta advokasi kebijakan dalam kerangka mendukung kelangsungan hidup yang berkelanjutan.
Kami percaya bahwa mahasiswa adalah agen perubahan ekologis yang perlu diberi ruang, akses, dan kesempatan untuk meneliti, mengamati, dan merasakan langsung dinamika lanskap alam yang harus mereka jaga di masa depan. Dengan mendukung ekspedisi ini, Botanika ingin memastikan bahwa proses pembentukan pengetahuan tidak berhenti di kungkungan kaku ruang formal, tetapi bergerak dengan lincah ke lapangan, menyatu dengan bentang alam, dan membangun kesadaran ekologis yang mendalam—deep ecology.

Luaran ekspedisi ini—mulai dari data biodiversitas, analisis struktur mangrove, hingga pemetaan persepsi sosial—akan menjadi sumber informasi berharga bagi pemerintah, lembaga konservasi, dan peneliti yang berkepentingan terhadap pengelolaan Pulau Panaitan.
Melalui dukungan ini, Botanika ingin memastikan bahwa setiap langkah kecil—termasuk langkah para mahasiswa dalam ekspedisi ini—memberikan dampak besar bagi masa depan konservasi alam dan keberlanjutan biodiversitas Indonesia.